♠ Posted by Unknown at 23.34
Suluban
termasuk salah satu pantai yang keren di Bali. Tapi, untuk mencapai
pantai tersebut tidaklah mudah. Ada puluhan anak tangga yang harus
dilewati dengan berhati-hati.
Pengalaman solo traveling di Bali beberapa waktu lalu memang tak ada habisnya. Selepas dari Pura Luhur Uluwatu, saya langsung menyetel GPS untuk menuju Pantai Pandawa yang katanya dekat dari tempat saya waktu itu.
Saat mulai berjalan, sebuah papan petunjuk jalan membuat saya lagi-lagi dibuat penasaran. Ada tulisan Suluban Beach terpampang di sana. Jadilah tangan ini malah memacu kendaraan mengikuti arah jalanan itu.
Awalnya cukup meragukan juga, terpikir buat kembali ke jalan awal. Sampai di ujung jalan saya tidak melihat ada tanda-tanda pantai. Akhirnya bertanya ke orang sekitar dan ternyata memang di situlah tempat parkir kendaraan.
Jadi, para pengunjung memang harus jalan dulu untuk sampai ke pantainya. Untuk masuk ke kawasan pantai juga tidak dikenakan biaya retribusi, hanya bayar parkir kendaraan saja Rp 2 ribu.
Pantai Suluban ini lebih dikenal dengan nama Blue Point Beach. Pantai yang hits banget karena keindahannya. Nama pantainya memang Suluban, tapi karena Hotel Blue Point berada di situ, jadi lebih terkenal dengan Pantai Blue Point.
Perjalanan menuju pantai sendiri butuh perjuangan ekstra. Tangga turunan tak seberapa beratnya dengan bayangan saya saat harus pulang nantinya naik tangga. Tapi waktu selesai lewat tangga, ternyata banyak penjual cinderamata dan makanan. Tempatnya juga terbilang unik karena di area yang serba terbatas ternyata bisa dimanfaatkan untuk tempat berjualan, walaupun memang terlihat berdesakan.
Dari kawasan para penjual, ternyata perjalanan turun-naik tangga masih berlanjut. Tapi kali ini ada pemandangan unik memang. Saat di tangga itu ada seekor kera yang dengan tenangnya duduk dipojokan sambil makan kacang. Beda sekali dengan kera di Pura Luhur Uluwatu yang lari kesana-kemari.
Tangga turun ini lumayan ngeri juga sih. Selain berpasir juga bisa dibilang cukup curam. Karena takut terpeleset, akhirnya saya lebih memilih untuk bertelanjang kaki walaupun pasir pantai siang itu luar biasa panasnya.
Batu-batu karang besar menyambut para pengunjung saat kemari. Dan di balik batu karang tersebut berjejer bule menggunakan bikini. Sempat berbincang juga dengan seorang ibu penjual cinderamata, dia bilang ini terbilang masih sangat sepi dibanding biasanya.
Akhirnya saya mencoba untuk mengitari pantai ini lagi. Melihat beberapa orang hilir mudik di balik karang besar. Saya mencoba juga berjalan ke arah sana dan ternyata pemandangannya luar biasa indahnya.
Karang di pinggir pantai bisa kami jajaki hingga beberapa puluh meter ke depan. Lucunya, di antara karang-karang laut ini banyak ikan kecil yang berenang bebas. Perjuangan naik turun tangga untuk menuju kemari memang terbayar lunas dengan pemandangan yang disajikan.
Pantai Blue Point memang lebih terkenal untuk tempat surfing karena ombaknya yang cukup besar. Dan rata-rata pengunjung didominasi wisatawan mancanegara dibandingkan domestik.
Di atas tebing juga terdapat beberapa matras bagi pengunjung yang sekadar ingin menikmati pemandangan pantai dari ketinggian. Menapaki tangga menuju tempat ini memang membutuhkan perjuangan, tapi pada akhirnya perjuangan akan terbayar dengan indahnya pemandangan yang tersaji.Selain itu juga terdapat tanah lot yang tidak kalah indahnya.
Pengalaman solo traveling di Bali beberapa waktu lalu memang tak ada habisnya. Selepas dari Pura Luhur Uluwatu, saya langsung menyetel GPS untuk menuju Pantai Pandawa yang katanya dekat dari tempat saya waktu itu.
Saat mulai berjalan, sebuah papan petunjuk jalan membuat saya lagi-lagi dibuat penasaran. Ada tulisan Suluban Beach terpampang di sana. Jadilah tangan ini malah memacu kendaraan mengikuti arah jalanan itu.
Awalnya cukup meragukan juga, terpikir buat kembali ke jalan awal. Sampai di ujung jalan saya tidak melihat ada tanda-tanda pantai. Akhirnya bertanya ke orang sekitar dan ternyata memang di situlah tempat parkir kendaraan.
Jadi, para pengunjung memang harus jalan dulu untuk sampai ke pantainya. Untuk masuk ke kawasan pantai juga tidak dikenakan biaya retribusi, hanya bayar parkir kendaraan saja Rp 2 ribu.
Pantai Suluban ini lebih dikenal dengan nama Blue Point Beach. Pantai yang hits banget karena keindahannya. Nama pantainya memang Suluban, tapi karena Hotel Blue Point berada di situ, jadi lebih terkenal dengan Pantai Blue Point.
Perjalanan menuju pantai sendiri butuh perjuangan ekstra. Tangga turunan tak seberapa beratnya dengan bayangan saya saat harus pulang nantinya naik tangga. Tapi waktu selesai lewat tangga, ternyata banyak penjual cinderamata dan makanan. Tempatnya juga terbilang unik karena di area yang serba terbatas ternyata bisa dimanfaatkan untuk tempat berjualan, walaupun memang terlihat berdesakan.
Dari kawasan para penjual, ternyata perjalanan turun-naik tangga masih berlanjut. Tapi kali ini ada pemandangan unik memang. Saat di tangga itu ada seekor kera yang dengan tenangnya duduk dipojokan sambil makan kacang. Beda sekali dengan kera di Pura Luhur Uluwatu yang lari kesana-kemari.
Tangga turun ini lumayan ngeri juga sih. Selain berpasir juga bisa dibilang cukup curam. Karena takut terpeleset, akhirnya saya lebih memilih untuk bertelanjang kaki walaupun pasir pantai siang itu luar biasa panasnya.
Batu-batu karang besar menyambut para pengunjung saat kemari. Dan di balik batu karang tersebut berjejer bule menggunakan bikini. Sempat berbincang juga dengan seorang ibu penjual cinderamata, dia bilang ini terbilang masih sangat sepi dibanding biasanya.
Akhirnya saya mencoba untuk mengitari pantai ini lagi. Melihat beberapa orang hilir mudik di balik karang besar. Saya mencoba juga berjalan ke arah sana dan ternyata pemandangannya luar biasa indahnya.
Karang di pinggir pantai bisa kami jajaki hingga beberapa puluh meter ke depan. Lucunya, di antara karang-karang laut ini banyak ikan kecil yang berenang bebas. Perjuangan naik turun tangga untuk menuju kemari memang terbayar lunas dengan pemandangan yang disajikan.
Pantai Blue Point memang lebih terkenal untuk tempat surfing karena ombaknya yang cukup besar. Dan rata-rata pengunjung didominasi wisatawan mancanegara dibandingkan domestik.
Di atas tebing juga terdapat beberapa matras bagi pengunjung yang sekadar ingin menikmati pemandangan pantai dari ketinggian. Menapaki tangga menuju tempat ini memang membutuhkan perjuangan, tapi pada akhirnya perjuangan akan terbayar dengan indahnya pemandangan yang tersaji.Selain itu juga terdapat tanah lot yang tidak kalah indahnya.
0 komentar:
Posting Komentar